Sudah dua hari ini
aku selalu memikirkan tentang siapa aku 5 tahun lagi. Sebenarnya ada sedikit
rasa panik dari dalam diriku sendiri. Bagaimana tidak? Sekarang aku kuliah di
sebuah universitas islam yang mewajibkan hafalan beberapa juz alquran sebagai
syarat kelulusan. Sungguh berat rasanya mengingat sejak sd memang itu
kekuranganku. Aku memang sulit untuk menghafal ayat-ayat alquran. Pernah
beberapa ayat aku hafal secara paksa waktu SD, namun hafalannya hanya bertahan
beberapa hari saja karena memang aku ukan orang yang diajarkan untuk beribadah
secara keras oleh keluargaku seperti kebanyakan teman-temanku. Belum lagi
keadaan dosen pengajar yang menurutku (kebanyakan) sangat jauh dari standard
pengajar universitas. Ada yang bertindak seenaknya (memiliki tata kesopanan
sangat kurang sebagai seorang dosen), ada yang suka berkata seenaknya dan
selalu menganggap apa yang dia sebutkan itu benar, serta ada yang kadang hanya
masuk beberapa kali dalam satu semester. Situasi itu ditambah lagi dengan
keadaanku yang sangat tidak mau diatur-atur membuat aku mendapatkan IPK 0,XX
karena kurangnya kehadiranku di dalam kelas perkuliahan.
Tentu saja panik
kalau memikirkan lima tahun lagi aku masih dalam keadaan sama dan tidak berubah
sedikitpun. Tapi, tentu saja sebagai
seorang manusia yang punya nafsu untuk maju, aku juga punya rencana yang
sepertinya sangat tidak perlu untuk diceritakan kepada orang lain.
Jika ada yang
bertanya kepadakku, "Lima tahun lagi kamu mau gimana?" atau "Apa
keinginanmu untuk lima tahun lagi?" aku pasti akan terdiam lama. Bukan
karena aku memikirkan apa yang harus aku jawab, tapi aku sedang menjawab tanpa
harus penanya mendengarkannya. Kenapa? Saat anda berbicara, tidak semua orang
mengerti apa yang ada dalam pikiran anda, dan tidak semuanya benar-benar
mendukkung apa yang anda katakan. Dan daripada aku mengatakan kepada orang yang
salah, (orang yang benar atau yang salah, siapa yang bisa menebaknya?) aku pasi
akan menyesali apa yang telah terjadi. Dan saat orang tersebut memandangku
karena ingin mendengar jawabanku, aku pasti sedang menghayal dengan apa yang
aku harapkan.
Apa yanng aku
harapkan?
aku tidak ingin tinggal dirumah bak istana yang berhektar-hektar luasnya.
aku tidak ingin tinggal dirumah bak istana yang berhektar-hektar luasnya.
Aku hanya ingin
tinggal di sebuah rumah yang satu kamar saja cukup, tapi nyaman untukku
sendiri.
Aku tidak ingin
punya mobil mewah yang seharga 5 milyar rupiah.
Aku Cuma ingin punya
cukup satu mobil dibawah 100 juta, tapi nyaman.
Aku tidak ingin
punya kehidupan yang mewah,
Mungkin
semewah-mewahnya yang ada dalam bayanganku adalah, punya binatang piaraan lebih
dari sepuluh spesies binatang.
Benarkah ituyang aku
harapkan?
Ya, itulah untuk
hari tuaku.
Bagaimana dengan
masa mudaku?
Aku ingin
membuktikan beberapa fakta.
- Benarkah bumi itu bulat?
- Putihkah salju itu?
- Benarkah menara pissa itu tidak lurus?
- Begitu besarkah Grand Canyon itu?
- Sungai nil itu sungai terpanjang di dunia?
- Kutub itu dipenuhi es?
- Dll
Lalu pa profesi yang
aku inginkan?
Membuat sebuah
cerita indah disebuah layar.
Cukupkah?
Lihat saja
nanti.
:)
:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar