Selasa, 19 November 2013

Anomali benda dan rupiah

"Oh My God! mana mungkin gue bisa lewat disini. dengan lumpur sebanyak ini. sepatu gue entar rusak doong."

"Sepatu baru, ya?"

"Iya nih. belinya jauh-jauh ke singapur. Mahal lagi."



Dari percakapan diatas, kira-kira apa yang sedang terjadi? mungkin ada yang membayangkan seseorang dengan pakaian mewah bersama teman sederhananya sedang jalan-jalan. tapi sayang mereka bertemu dengan jalanan yang penuh lumpur jejak dari hujan sebelumnya.

sebenarnya, ini kejadian hanya fiktif belaka. tapi dalam kenyataan memang sering saya temukan. Sebuah kasus dimana, seseorang sayang untuk menggunakan barang mewah miliknya karena takut rusak setelah membelinya dengan harga mahal. tapi, saat yang dimilikiya adalah barang murah, dia bahkan tidak menjaga barangnya tersebut.

Saya bingung sebenarnya. Ini adalah sebuah anomali nyata yang terjadi dikehidupan manusia. Anomali antara barang dan rupiah. Saya punya Uni (kakak) sepupu yang mulutnya tidak pernah bisa berhenti mengkritik. tapi, pada kenyataannya kritik yang dia berikan itu memang nyata dan benar adanya.

Suatu haru, sendalku yang saya beli dengan harga lumayan (Diatas harga rata-rata sandal) dipakai oleh entah siapa. jujur saja, itu merupakan sandal kesukaan saya dan baru saja saya beli beberapa minggu sebelumnya. tapi, saat saya mau pergi kesuatu tempat, sandal itu dipinjam oleh pekerja yang saat itu sedang bekerja memperbaiki teras rumahku yang rusak. Saya panik luar biasa, takut itu bisa saja rusak. Saat ditanya kenapa sama Uni saya itu, saya pun menjawab jujur. Anehnya, jawabannya diluardugaan.

"Kalau dibeli mahal, kenapa panik? mahal berarti kualitasnya bagus dong?"

benar juga. hal itu menyadarkanku, seharusnya, kalau barang tertentu dibeli dengan harga mahal, harusnya jangan terlalu panik dengan perawatannya, kenapa? karena itulah dia mahal. malah sebaliknya, orang-orang sekarang malah panik dan parno dengan barang mewahnya dibandingkan barang murahnya.




Tidak ada komentar: