Minggu, 24 November 2013

3 Places, 1 year



Saat berkumpul bersama teman-teman disuatu sore, tiba-tiba saja kami membahas tentang teman kami yang menikah muda tapi tetap melanjutkan kuliah. Aku yang membuka topik lalu menanyakan, apa benar dia memang ingin nikah muda? Ela, salah satu temanku, berkata bahwa dia sering sekali mendengarkan curhatan si Doi kepada orang-orang di sekitarnya bahwa salah satu impiannya adalah nikah muda. Dan ternyata, beberapa bulan kemudian kami langsung mendapakan undangan darinya yang katanya "Alhamdulillah, jodoh cepat datangnya." Taaruf yang berjalan lancar kepelaminan itu pun secara langsung dan bahagia telah mencoret salah satu daftar mimpinya. Dan sekarang sambil berkuliah, dia fokus untuk mengejar impiannya dan sang suami kelak.


Dari pembicaraan itu, Ella mengambil kesimpulan bahwa, jika kita punya suatu impian yang benar-benar ingin kita gapai, maka ceritakanlah kepada orang-orang yang terpercaya supaya di aminkan dan menjadi nyata, tanpa menghiraukan usaha tentunya. Mendengar katanya tersebut, aku sedikit membenarkannya. Dukungan dari orang lain itu memang penting, walaupun pada kenyataannya motivasi dari dalam diri itu jauh lebih penting.

Saat berjalan atau berlari, resiknya adalah tersandung dan terjatuh. Saat berbicara, resikonya diabaikan atau malah tidak dianggap. begitu pula denga impian. berani bercita-cita berarti juga berani mengambil resiko yang jauh lebih berat dari berlari dan berbicara.

dan inilah Aku. Manusia yang memimpikan sesuatu dan mengharapkan itu menjadi nyata. Tentu saja dengan alasan di aminkan, dan dengan resiko diabaikan atau malah dicibir, aku kumpulkan keberanian untuk menggambarkannya melalui kata-kata ini.

Apa yang aku ingin kan? Banyak. namun, setidaknya aku punya hal pokok yang sepertinya terlihat mustahil bagi para pesimistis. Aku ingin hidup di 3 benua dalam satu tahun. 4 bulan di Indonesia, menikmati dan mensyukuri wadah yang menampung kelahiran manusia ini, dengan ikut serta menjaga kelestariannya, 4 bulan di Eropa dan 4 bulan di Amerika untuk karir yang tidak mungkin terlupakan.

Tidak mudah untuk menuliskan hasrat terdalam dari lubuk hati. Namun, betapa beruntungnya saat ada orang disekeliling kita yang mengamini dan mendukung apa yang kita inginkan. Aku berani mengambl resiko dicibir di blog-ku sendiri hanya untuk ini.

Im nobody who wants to be SOMEBODY.

AKu ingat, saat kecil serig sekali ditanya cita-cita oleh guru atau kakak kelas. Jika saat itu kita bangga menjawab lantang, kenapa saat ada jalan, kita malah merasa itu tidak mungkin?

Tidak ada komentar: