Kamis, 31 Oktober 2013

Bandung Lautan Sampah??

Aku mengeluh lagi saat tahu bahwa sekarang sudah pukul delapan pagi. hari ini adalah shooting terakhir bersama talent untuk film pendek kali ini. kemaren, semuanya sepakat bahwa sebelum jam sembilan, mereka sudah ada disini. tapi, kenyataannya saat ditanya, mereka bahkan ada yang baru bangun tidur. akupun segera melangkahkan kakiku untuk membunuh waktu yang tidak pernah berhenti membuat aku kesal.



Dan disinilah aku, di jalan Asia Afrika, dimana dulunya tempat diadakannya sebuah konferensi besar antara dua benua. sebuah gedung antik yang berdiri masih gagah didepanku terlihat begitu berkharisma, gedung Merdeka namanya. sebuah gedung yang sejarahnya tidak bisa dipisahkan dari nama jalan ini. Jika mendengar sedikit saja tentang sejarah gedung merdeka ini, rasa kaguku selalu akku tujukan pada presiden pertama RI. betapa tulusnya dia berjuang.

dari sana, aku terus melangkah. sebuah alun-alun terlihat tidak pernah sepi disiang maupun malam hari. selalu saja ada osekumpulan orang disana, dari statusnya yang tinggi bahkan sampai pengemispun ada disana. Tapi, saya khawatir dengan kondisi seperti ini. kenapa di Indonesia ini, kerumunan orang-orang itu tidak pernah bisa jauh dar sampah? sampah bahkan sudah menjadi seperti jejak alami dari pergerakan manusia.  walaupun ada petugas kebersihan, tapi seaandainya mereka adalah satu dari seribu sampah, kapa bisa bersihnya?

dari alun-alun aku terus bergerak menuju ke Pasar kembang. hal yang aku sayangkan sekali lagi, kenapa sungai di Bandung ini tiak pernah berwarna lain selain kuning atau kecoklatan? bahkan bukannya dipenuhi oleh ikan tapi dipenuhi oleh sampah? sebenarnya siapa yang salah?

setelah menngelilingi beberapa jalan, akhirnya aku kembali ketempat dimana aku turun dari Bis. yaitu didepan sebuah kantor berita. disana aku menemukan satu orang temanku yang ternyata juga datang sendiri. beberapa puluh menit kemudian, akhirnya satu-satu dari mereka datang juga.

Sutradara memutuskan untu mengajak aku ikut meminta izin kepada petugas musium Konferensi Asia Afrika untuk menggunakan lingkungannya sebagai tempat shooting.. tapi, izin yang begitu sulit karena kami tidak membawa surat izin membuat kami harus menunggu  petugas yang punya kebijakan untuk mengizinkan kami yang sedang melayani para tamu dari luar kota.

akhirnya Aku dan Sutradara komunitas kami berkeliling di dalam musium. ada satu hal yang aku temukan yang membuat aku ingin tertawa. di salah satu bilik di ruangan tersebut, disana dipamerkan beberapa hal tentang bandung. lukisan tentag bangunan, sejarah bangunan tertentu, dan sebagainya. di bagian terakhir, aku menemukan sebuah kanvas yang berisi 'Nama Alias' bagi kota bandung. Ternyata 'Parijs Van Java' adalah gelar di tahun 1920-an. di tahun 2000-an, gelar bandung ternyata tidak pernah lebih baik. yaitu ada 'Bandung Kota Brengsek (Breng SEX)' dan di tahun ke 2003 atau daftar terakhir adalah 'Bandung Lautan Sampah'. Akupun tertawa. bukan karena senang. tapi, entahlah, aku hanya ingin tertawa. :D

Tidak ada komentar: