Kamis, 31 Oktober 2013

Menjadi Orang Lain

Aku melihat setumpuk buku yang telah aku koleksi sejak pertama kali tiba di Kota Kembang ini. sekitar empat puluh buku lebih aku susun rapi di sudut kamar sewaanku  Belum lagi buku lainnya yang sudah lama tidak dikembalikan oleh teman-temanku. Untuk kurun waktu tiga tahun kurang, aku merasa terlalu sering membeli buku. Ditambah lagi buku-buku yang sering aku dapatkan secara gratis karena mengikuti acara tertentu. Ada banyak jenis buku yang
sebenarnya berkualitas seperti Madilog-nya Tan Malaka yang aku beli di toko buku loakan, G 30 S/PKI Fakta atau Rekayasa yang aku beli beberapa bulan lalu di gramedia, dan banya lainnya. tapi sayang, aku heran dengan diriku sendiri. Buku-buku yang megah itu sepertinya tidak bisa menyelamatkan semangat membacaku yang sudah jatuh melewati tanah. jadi wajar saja, diantara semua buku itu, aku baru membaca hanya sekitar tiga puluh persen saja.

akupun segera mengambil laptopku dan mencolokkan modem. sesegera mungkin aku cari alasan kenapa aku menjadi malas dalam membuka buku. dan setelah aku temukan, ternyata komputerlah yang menjadi semangat membacaku turun. analasinya, seseorang akan lebih memilih permainan di komputer dibandingkan membaca buku. Memang ada benarnya juga, sih. Tapi aku masih meragukan jika itu penyebab semangat membacaku turun. karena pada kenyataanya aku tidak terlalu suka bermain game di komputer. Atau mungkin internet? ah, tidak juga. waktu aku SMA dulu aku tetap saja bisa menyelesaikan novel setebal 300 halaman dalam kurun waktu seminggu kurang walaupun sering menjelajahi google juga. Ah, Aku rasa tidak bisa google membantuku menjawab pertanyaan ini

Dulu waktu aku masih tinggal di Kabupaten Kerinci, toko buku tidak pernah menyediakan buku yang banyak hanya buku pelajaran saja yang disediakan secara lengkap. sedangkan untuk buku-buku lainnya seperti novel aku harus memsannya melalui online. Akupun menjadi sering mendapat kiriman paket buku yang aku pesan melalui online. Tapi, setela berada di Bandung, ada banyak sekali Toko Buku yang menjual buku lengkap, sehingga aku bisa membelinya kapan saja dan langsung bisa dibaca. Mmm.. sepertinya itu penyebabnya, semakin mudah aku memperoleh sesuatu maka semakin gampang aku meremehkannya.

sekarag aku sudah tahu penyebabnya. lalu bagaimana solusinya? ah, payah. aku bahkan tidak bisa menmukan solusi yang pantas. masa aku harus memsan buu online yang sebenarnya bisa aku beli ditoko buu terdekat?

Tiba-tiba handphoneku berbunyi. Sebuah SMS dari temanku mengatakan bahwa ada bukunya tertinggal di kamarku. akupun segera mencarinya dan ternyata memang benar ada. Buku itu berjudul 'Madre' ditulis oleh penulis yang juga pennyanyi Dee. Sampul dan Judul yang unik membuat aku penasaran untuk membacanya, akupun langsung membaca saat itu juga.

Itu adalah buku Antologi yang sangat menarik. hingga tanpa disadari, dalam semalam kau langsung menamatinya. saking terpesonanya aku dengan buku itu, aku segera membuka blog-ku dan lalu memposting tulisan yang aku beri judul Ingin Hidup di Madre. Semangatku membaca menjadi seperti naik lagi. tapi sayag, Beberapa hari kemudian, saat aku melihat koleksi bukuku yang belum pernah aku baca, aku tetap saja tidak punya semangat untuk membacanya.

lalu sebuah pertanyaan muncul dari hatiku paling dalam. "Kenapa sih aku membeli buku semacam ini?" Aku bahkan tidak semangat untuk membaca judulnya. Aku bahkan tidak pernah menyentuhnya setelah aku beri sampul plastik. kenapa bisa ada ditanganku?

Ternyata oh ternyata, selama ini aku telah menjadi orang lain. Dee membuka mataku dengan buku Madrenya. Aku selama ini membeli buku-buku semacam itu hanya karena akku terllau sering melihat teman-teman membeli buku yang sejenis yang dalam stereotype mereka, begitulah buku-buku yang berkualitas. dan itu membuakku lupa bahwa pendapat itu selalu saja subjektif. harusnya aku menyadarinya dari awal. Aku tidak ernah semangat membaca lagi dikarenakan aku telah membeli buku yang tidak pernah aku suka. aku telah mengambil sesuatu yang bukan merupakan cerminan diriku sendiri. dan sepertinya aku harus berhenti menjadi orang yang terlalu peka mendengarkan.

Mulai dari sekarang, sepertinya aku harus belajar mendengarkan diriku sendiri.
aku harus tahu siapa aku dan apa yang aku butuhkan. :)

Tidak ada komentar: